“sok jaga imej, nggk gaul!payah guru itu” salah satu diantara mereka bicara agak lantang?
‘masak gara-gara ngomong dikit, gw disuruh keluar!enak aja, emang dia nggak tau ya kalo bokap gw bayar mahal buat sekolah disini,,,trus seenaknya dia ngasi gw gelar trouble maker lagi!,,,najis!”. satu lagi terdengar gerutuan siswa lainnya. saya makin penasaran. tapi mulai mendapatkan satu titik terang kenapa mereka bisa ngumpul di toilet pada saat jam pelajaran.
“sebenarnya gw suka ma guru tu, tapi gw kurang suka ma cara ngjarnya yang bikin ngantuk..suara gurunya kecil bgt!mana nggak da lelucon sedikitpun!makanya gw ngantuk,,,apes deh gw!’. terdengar kalimat dari siswa lain tapi dengan nada yang lebih rendah. saya coba analisa suara-suara tadi dan saya mulai mengira-ngira siapa mereka. tidak sukar memang karena jumlah siswa di sekolah ini tiap kelas hanya 20 orang. akhirnya saya mendapatkan kesimpulan kalau mereka adalah si A, B, C, D dan E. Loh,,,mereka kan anak2 aktif pada jam pelajaran saya??. kembali saya tertegun ,,,kok bisa begini jadinya.
itulah tadi sepenggal pengalaman saya di sebuah sekolah yang sangat saya cintai. anak-anak saya diusir/keluar kelas pada jam pelajaran karena tidak betah di dalam kelas. salah satunya gara-gara guru!.
apa yang saya tulis tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan atau mendiskreditkan seseorang atau lembaga. tapi murni sebuah keinginan agar ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para Guru dimanapun kita mengabdikan diri. saya yakin dengan sepenuhnya,episode tadi juga pernah terjadi di sekolah lain baik yang levelnya sama atau malah lebih parah lagi.
Berangkat dari apa saya alami tadi saya ingin berbagi pendapat dengan kita semua bahwa kunci sukses dunia pendidikan indonesia dan dimana saja yang paling utama adalah “guru”. ya kita!
saya membenarkan apa yang pernah disampaikan oleh mantan mendikbud RI bapak fuad hasan bahwa kalau ingin pendidikan itu maju, bukan kurikulum atau apa yang perlu diributkan, tapi yang paling penting adalah para pelaku pendidikan itu sendiri, terutama Guru. kenapa finlandia, irlandia, jepang, amerika, singapura atau bahkan malaysia dan vietnam bisa maju dalam dunia pendidikan?salah satunya karena mereka care kepada para pahlawan tanda tanda jasanya.disamping kualitas guru-guru di negara tersebut juga bagus dan merka para guru berasal dari siswa2 terbaik yang mendapatkan fasilitas terbaik dari universitas terbaik juga baik di negara mereka maupun di luar negeri dengan beasiswa. sebagai contoh adalah negara irlandia dan finlandia. di dua negara maju eropa itu, yang masuk ke LPTK (semacam IKIP/konversinya) adalah tamatan SLTA terbaik. masuk ke LPTK itupun sangat ketat dengan perbandingan 1;7. bahkan merekapun dimotivasi dengan fasilitas beasiswa. minat menjadi guru sama dengan minat dibidang profesi lain seperti dokter, arsitektur, pengacara dan lain-lain. Indonesia???hehe.
Trus apa yang bisa kita lakukan sebagai guru dalam rangka menciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan bergairah?sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar anak dan muaranya adalah meningkatkannya hasil belajar peserta didik dan terwujudnya kualitas pendidikan seperti yang diamanatkan undang-undang?
setidaknya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dan terapkan di dalam kelas sekaitan dengan maslah di awal tulisan ini.
- dalam setiap kali pertemuan, terserah apapun pelajaran dan materi yang kita ajarkan kita sebagai guru harus mampu meyakinkan peserta didik bahwa materi yang akan kita sampaikan adalah materi yang berguna, penting dan patut diikuti dengan sungguh-sungguh. selama ini guru sebenarnya sudah mencobanya dalam apersepsi. namun kadang-kadang kemasan bahasa dan penyajian kurang mengena. contoh; ketika seorang guru geografi akan mengajarkan tentang tenaga endogen bagi kelas VII semester I, seharus sebelum Guru menjelaskan panjang lebar tentang apa itu tenaga endogen, guru harus membawa dulu peserta didik pada beberapa fenomena yang diakibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh tenaga tersebut. semakin menarik kita menyajikan, semakin lengkap kita mengekpos, maka semakin terjeratlah perhatian peserta didik oleh kita. saya sedikit mengomentari materi di buku cetak pada salah satu penerbit yang membuka bab tenaga endogen dengan contoh gempa di DIY. Tidak ada salahnya guru mengekpos itu sebagai awal pertemuan, tapi khusus untuk sekolah yang ada di DIY, sangat tidak tepat jika contoh itu juga diberikan bagi kelas yang diluar DIY. Apalagi sumatera barat. khusus di sumatera barat yang oleh Gubernurnya diberi nama sebagai swalayannya bencana, Guru harus mengapungkan gejala-gejala yang ada di sumatera barat yang pernah terjadi atau terkini. mungkin di awal pertemuan di suruh peserta didik beberapa orang untuk menuliskan beberapa bencana alam yang terjadi disumatera barat 3 bulan terakhir. jadi bukalah pelajaran dengat sesuatu informasi, berita, pertunjukkan yang menyengat peserta didik sehingga mampu menarik minat mereka.
- Jangan lupa menyertakan media dalam kbm. media adalah sumber informasi selain guru di dalam kelas. malah posisi guru bisa kalah oleh media. jadi sangat rugi rasanya kalau kita sebagai guru tidak menyertakan media dalam setiap kbm. karena justru dengan menyertakan media berarti kita menambah satu guru lagi di dalam kelas, dan pasti media akan mampu menguatkan apa-apa yang telah kita terangkan. membicarakan gempa tidak cukup dengan uraian, tulisan, chart dan lain-lain. akan lebih mengena kalo kita bisa sebagai guru bisa menyajikan foto-foto gempa atau bahkan video. kenapa tidak?rata-rata semua sekolah sudah punya fasilitas. minimal menggunakan TV 29′ bantuan diknas yang banyak nganggur di ruang kepala sekolah atau ruang guru. maaf!.
- Satu hal yang perlu kita ingat sebagai guru adalah bahwa kita mengajar manusia yang hidup di abad 21. era globalisasi, mereka berasal dari golongan, status yang beragam baik dari segi ekonomi, sosial dan lain-lain. wajar jika ada peserta didik nggk mood melihat gurunya yang tidak rapi masuk kelas. padahal dalam keluarganya selalu menjunjung itu. wajar seorang peserta didik yang dudukdi depan mengeryitkan dahinya dan menggerakkan hidungnya ketika guru mendekatinya. ya,,,mungkin sang guru lupa pake parfum atau deodoran!. dan masih banyak lagi contoh lainnya.intinya peserta didik betul-betul ingin melihat guru sebagai pribadi yang perfect!. sulit? tapi bisa, bukan bisa tapi sulit!…betul..betul..betul…kata upin dan ipin.
- Carilh bahasa dan cara yang pas dalam mendekati siswa. termasuk dalam memarahi siswa. ada satu contoh yang mungkin bisa kita diskusikan yaitu kebiasaan saya selalu memanggil siswa dalam atau di luar kelas dengan nama mereka. saya mungkin boleh dikatakan jarang memanggil dengan kalimat kamu atau kalian. karena saya merasakan sekali dulu sewaktu sekolah, jika seorang guru memanggil nama saya rasanya guru itu dekat sekali dengan saya. tapi mungkin banyak diantara kita yang melupakan pengalaman itu. mungkin teman2 guru bisa mencobanya. ketika meminta anak2 untuk menjawab pertanyaan yang kita berikan sebutlah namanya…apa jawaban budi tentang pertanyaan tadi,,,atau sherly…tolong papan tulisnya dihapusnya. termasuk saat kita marah sekalipun. pernah suatu kali dalam kelas saya marah karena ada anak yang meribut dan menganggu temannya. lalu saya dekati dan saya bicara baik-baik….arya….arya ngerti dengan apa yang sedang kita pelajari???..biar bapak bisa mengajar dengan baik bisa arya bantu bapak???coba arya lebih tenang belajar ya???…malamnya anak tersebut sms saya dan meminta maaf. sungguh saya terharu ketika membaca smsnya. saat ada kesadaran seperti itulah saya mulai mengeluarkan nasehat2 saya melalui sms kepadanya. dan akhirnya sukses!
- Ada sebuah pemahaman dan kebiasaan bagi guru lama yaitu kalau mengajar itu yang bicara panjang lebar. kalau nggak ceramah ya nggak ngajar rasanya. ada benarnya juga. malah ada juga yang mengidetikkan mengajar pola lama dengan istilah talk and chalk. sebatas itukah mengajar?ceramah, tuliskan lalu menyuruh anak mencatat???kalau ya berarti begitu sempit cara kita memahami KBM. mengajar tidak saja menyampaikan pesan-pesan atau informasi seputar pelajaran yang kita ajarkan…tapi jauh dari itu dalam setiap pertemuan dalam KBM juga media untuk menggali dan mengembangkan potensi peserta didik.mengarahkan mereka, memuji mereka, menghargai mereka dan lain sebagainya. oleh sebab itu, kita sebagai guru harus mampu mengedit pola atau sket KBM kita menjadi sebuah show spektakulier. menggunakan metode yang variatif, memasukkan unsur-unsur segar seperti cerita lucu, menciptakan iklim kompetisi sehat seperti games dan kuis dan sebagainya.
itulah beberapa hal yang bisa saya tuliskan. semoga bermanfaat. sangat besar harapan saya teman2 guru bisa merespon tulisan ini dan mendiskusikannya bersama. terimakasih.