Mengenai Saya
- Nofrion Sikumbang
- Padang, Sumatera Barat, Indonesia
- Riwayat Pendidikan: 1. SDN No:2 Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung. Kabupaten Solok (Tamat Tahun 1992) sekarang menjadi SDN No:19. 2. MTsN Sungai Lasi Kabupaten Solok (Tamat Tahun 1995) 3. MAN 2 Gunung Pangilun, Kota Padang (Tamat Tahun 1998) 4. IKIP Padang (1998-1999) 5. UNP S. 1 Pendidikan Geografi (Tamat Tahun 2002/2003) 6. S.2 PPs UNP Pendidikan IPS Ekonomi/Geografi Riwayat Pekerjaan: 1. Pekerja Sosial Pada Rumah Singgah Sakinah Program ADB dan APBN (2002-2005) 2. LPP RRI Padang (2001-Sekarang) 3. Instruktur Smart Primagama (2001-2009) 4. Teacher DEK'S JHS (2005-2010) 5. Dosen UNP (2008-sekarang) 6. Dosen Luar Biasa STKIP PGRI Sumbar 7. Konsultan RSBI Adabiah (2009) 8. MC/Pembawa Acara, Instruktur Beragam Pelatihan, Dll 9. Pengalaman Organisasi Ketua OSIS MTsN Sungai Lasi, Ketua OSIS MAN 2 Padang, Ketua HMJ Geografi, FIS, UNP, Ketua BPM FIS UNP, Ketua Remaja BKMT Kabupaten dan Kota Solok dan Korwil Sumatera, Bendahara DPP Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia (IMAHAGI), dll
Selasa, 29 September 2009
Kurikulum Pertemuan 1 dan 2
Senin, 28 September 2009
Mahmoud Ahmadinejad Dalam Kesederhanaan....Sebuah Pelajaran Yang Hakiki !
- Beliau adalah seorang putra pandai besi. Awalnya bukanlah tokoh yang mentereng di Iran. Bukan Ulama, Bukan Politisi. Masa Remajanya dijalani seperti layaknya remaja lain. Hobi dan suka serta pintar bermain bola, pintar dalam mata pelajaran Matematika. Suaranya juga bagus, baik saat membaca Al Qur'an maupun berpidato.
- Saat menjadi Walikota Iran,,,Beliau tampil sebagai Walikota yang sederhana dan disukai warganya. Kemana-mana selalu menyetir mobilnya sendiri yang sudah tua, lebih memilih tinggal di rumah susunnya ketimbang rumah dinasnya.Beliau juga membersihkan lingkungannya sendiri dan selalu mengamati kota dan warganya secara langsung.
- Ketika menjadi Presiden Iran Ke Enam, Beliau tetap menjadi Pribadi yang sederhana. Fasilitas Limosine dan Istana yang megah tidak menggiurkannya. Tetap tinggal di rumah susun. Setia dengan mobil pribadinya yang sudah tua. Karpet-karpet merah Persia di Istana dikeluarkannya, malah dalam sebuah sumber digunakan untuk kepentingan warganya.
- Bidang ekonomi adalah fokusnya. Pernyataannya yang terkenal adalah:"Saya tidak akan berhenti sebelum semua rakyat Iran bisa makan". Beliau juga berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan Pendapatan Minyak Iran agar jatuh di meja makan rakyatnya.
- Suatu ketika Ahmadinejad mendapat pertanyaan dari wartawan Jepang : “Tuan Presiden, kenapa Anda masih mempertahankan pengembangan teknologi nuklir yang mengancam perdamaian dunia ? ” Anda seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan kami (Iran), Anda harusnya lebih khawatir kepada negara yang pernah menjatuhkan bom nuklir ke negara Anda, jawab Ahmadinejad”
- Sewaktu menjadi Walikota Iran, Beliau pernah ditegur Presiden Mohammad Khatami karena sewaktu mengunjungi Universitas Teheran Sang Presiden Terjebak Macet. Pernyataan Beliau adalah:"Bersyukurlah,,presiden kita sedang merasakan kenyataan hidup rakyatnya yang sebenarnya".
- Dalam foto-foto yang dirilis di Internet dapat dilihat betapa sederhananya seorang Presiden Bernama Mahmod Ahmadinejad...Tidur beralaskan karpet....Selalu shalat tepat waktu walaupun dalam sebuah acara penting sekalipun walaupun harus di sebuah taman. Sederhana dalam penampilan namun tegas dalam pendirian.
- Ahmadinejad berarti ras yang unggul, bijak dan paripurna.
Senin, 14 September 2009
Memaknai Buka (Puasa) Bersama di Bulan Suci Ramadhan
- Karena acara buka bersama adalah kental nuansa keagamaannya, namun yang sedikit membuat miris adalah penampilan anak-anak putri yang pergi berbuka bersama tersebut masih sangat jauh dari norma-norma agama. Kalaupun ada yang memakai jilbab itupun dengan format yang "aneh".
- Penulis melihat ketika mereka datang, mereka saling bersalaman tidak hanya tangan tapi tangan itu dicium atau dilekatkan ke pipi. Itu antara laki-laki dengan perempuan. Sepertinya yang disalami adalah pengurus OSIS atau senior mereka. Tapi yang membuat Penulis berfikir adalah percampuran salam dan aksi cium tangan dan tempel ke pipi. Mungkin ini adalah kebiasaan waktu mereka TK dulu, cuma apa harus ketika mereka telah remaja masih perlu dilestarikan?
- Satu hal lagi yang membuat kening Penulis berkerut adalah, ketika waktu berbuka dan magrib masuk semua asik makan dan minum sambil berkelakar satu sama lainnya. Setelah shalat magrib terlebih dahulu di mushala yang ada di rumah makan tersebut Penulis dan kawan-kawan melanjutkan dengan makan malam. Tapi adik-adik Penulis yang tadi masih sibuk dengan makanan mereka, malah sibuk dengan cara foto-foto diantara mereka. Berdua, bertiga, rame-rame,,,berdekatan, berangkulan dan lain-lain. lagi-lagi antara laki-laki dengan perempuan. Mereka tampak seperti adik kakak saja.
Jadwal Kuliah Semester Juli - Desember 2009
1. Tela'ah Kurikulum dan Buku Teks Geografi, Selasa Jam 1-2 Lokal D. 20 Lantai 3 Gedung Utama FIS.
2. Tela'ah Kurikulum dan Buku Teks Geografi, Selasa Jam 3-4 Lokal D. 20 Lantai 3 Gedung Utama FIS
3. Pengantar Ilmu Sosial, Kamis Jam 2 Lokal D. 28 Lantai 1 FIS
Jumat, 04 September 2009
Hari Radio Ke 64 Tahun 2009,,,Sebuah Kado Indah !
Kamis, 03 September 2009
Sejarah RRI (Dari Berbagai Sumber)
Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI. Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran / keyakinan partai atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan Government Owned Radio ke arah Public Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000. Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (shared vision) dikalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8500 orang yang semula berorientasi sebagai pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas yang cenderung birokratis.
Dewasa ini RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri, "Suara Indonesia". Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa Daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 programa yaitu Programa I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segment pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan informasi, Programa IV kebudayaan, Programa V untuk saluran pendidikan dan Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara Indonesia" (Voice of Indonesia) menyelenggarakan siarannya sendiri.Adalah Jusuf Ronodipuro yang menjadi pegawai Hoso Kyoku yang memberi tahu kepada Dr Abdulrachman Saleh bahwa terhitung tanggal 18 Agustus 1945, radio penyiaran Jepang itu sudah tidak mengudara lagi. Tanpa direncanakan sebelumnya, tiba-tiba saja timbul niat Pak “Karbol” (nama julukan Abdulrachman Saleh) membuat radio pemancar sendiri yang akan ditempatkan dibagian Faal Sekolah Tabib Tinggi Jakarta (kemudian menjadi FKUI). Ahirnya kedua orang perintis Radio Republik Indonesia ini berhasil mengudarakan “The Voice of Free Indonesia pada tgl, 22 Agustus 1945. Pada tgl 11 September 1945 malam hari, bertempat dirumah Adang Kadarisman, Pak Karbol memimpin rapat yang menandai berdirinya Radio Republik Indonesia. Saat itu ditetapkan Tri Prasetya RRI dan semboyan : “Sekali Diudara Tetap di Udara”. Peserta rapat terdiri dari utusan daerah ex stasiunpenyiaran Jepang. Dan Pak Karbol terpilih sebagai ketua. Belakangan oleh pemerintah berhasil dikuasai kembali gedung ex Hoso Kyoku dan difungsikan menjadi gedung stasiun penyiaran RRI Jakarta. Stasiun ini megudara terus sampai terjadinya “Agresi Militer Belanda pertama” tanggal 21 Juli 1947. Sejak itu para pimpinan stasiun siaran Jakarta termasuk Jusuf Ronodipuro ditangkap Belanda. Gedung dan perangkat siarannya masih berfungsi tapi dipergunakan sebagai siaran Radio Nica Belanda. Sebagai siaran Nasional, RRI mengudara dari Yogyakarta dan sejumlah stasiun lainnya yang masih berada dibawah wilayah kekuasaan Republik Indonesia. (Disarikan dari berbagai sumber tulisan)
SEJARAH RADIO REPUBLIK INDONESIA
Radio Republik Indonesia (RRI) adalah Lembaga Penyiaran Publik Milik Bangsa. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Penyiaran, RRi saat ini berstatus Lembaga Penyiaran Publik. Pasal 14 Undang Undang Nomer 32/2002 menegaskan bahwa RRI adalah Lembaga Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral, tidak komersil dan berfungsi melayani kebutuhan masyarakat. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, Rri terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah, dan RRI. Dewan Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran. Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga ditugaskan melalui Peraturan Pemerintah Nomer 11 dan 12 tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang Nomer 32/2002. Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik selama hampir 5 tahun sejak tahun 2002, RRI berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak mencari untung.
Dalam status perusahaan jawatan, RRI telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari Lembaga Penyiaran Publik menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi. Perubahan RRI menjadi Lembaga Penyiaraan Publik telah melampaui proses yang cukup panjang seiring semangat demokratisasi media yang berjalan seiring montentum reformasi. Sebelumnya, RRI adalah lembaga penyiaran pemerintah yang merupakan unit kerja Departemen Penerangan.
Fungsi RRI sebagai sebagai lembaga penyiaran publik tidak hanya memberikan informasi yang aktual, tepat dann terpercaya, namun juga memberikan nilai-nilai edukatif seperti memberikan porsi pada siaran pendidikan, baik secara instruksional seperti siaran SLTP, SMU<>