Mengenai Saya

Foto saya
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Riwayat Pendidikan: 1. SDN No:2 Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung. Kabupaten Solok (Tamat Tahun 1992) sekarang menjadi SDN No:19. 2. MTsN Sungai Lasi Kabupaten Solok (Tamat Tahun 1995) 3. MAN 2 Gunung Pangilun, Kota Padang (Tamat Tahun 1998) 4. IKIP Padang (1998-1999) 5. UNP S. 1 Pendidikan Geografi (Tamat Tahun 2002/2003) 6. S.2 PPs UNP Pendidikan IPS Ekonomi/Geografi Riwayat Pekerjaan: 1. Pekerja Sosial Pada Rumah Singgah Sakinah Program ADB dan APBN (2002-2005) 2. LPP RRI Padang (2001-Sekarang) 3. Instruktur Smart Primagama (2001-2009) 4. Teacher DEK'S JHS (2005-2010) 5. Dosen UNP (2008-sekarang) 6. Dosen Luar Biasa STKIP PGRI Sumbar 7. Konsultan RSBI Adabiah (2009) 8. MC/Pembawa Acara, Instruktur Beragam Pelatihan, Dll 9. Pengalaman Organisasi Ketua OSIS MTsN Sungai Lasi, Ketua OSIS MAN 2 Padang, Ketua HMJ Geografi, FIS, UNP, Ketua BPM FIS UNP, Ketua Remaja BKMT Kabupaten dan Kota Solok dan Korwil Sumatera, Bendahara DPP Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia (IMAHAGI), dll

Kamis, 08 Oktober 2009

Gempa Padang Tanggal 30 September 2009 Mag:7,6 SR...Detik - detik yang mendebarkan.

Pukul 17:00 WIB Rapat dengan anggota GeoKreatif.com dan beberapa orang mahasiswa/i Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNP di ruang baca Jurusan baru saja selesai. Karena ada salah seorang anggota yang baru berulang tahun (Vito) dan berniat untuk mentraktir semua anggota rapat maka berangkatlah Vito dengan Meghie (Uda Geografi 08) membeli martabak manis dan jus sesuai pesanan anggota. Sambil menunggu, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang membaca buku, skripsi, melihat koleksi Foto ada yang shalat, ada yang tidur-tiduran dan ada yang sekedar berbincang-bincang dengan topik ringan.

Lalu, terdengar atap berderik,,,penulis masih sempat melihat jam yang dipajang di dinding ruang baca,,,menunjukkan pukul 17:15 WIB. Beberapa detik kemudian terdengar bunyi gemuruh seperti mobil proyek menurunkan beban berupa batu dan kerikil….lantai mulai bergoyang…tanpa ada aba-aba semua berteriak spontan…gempaaaaaaaaaa………..!Karena ruang baca terletak sekitar 50 meter di dalam gedung…kami harus berjuang melewati lorong untuk bisa keluar. tidak ada yang terpikirkan kecuali bagaimana berlari secepat mungkin agar bisa sampai di taman ruang terbuka. sepanjang lorong kami diiringi oleh pecahan kaca di kiri kanan kami. kami juga tidak ingat kalo diantara kami ada 2 orang perempuan. tapi alhamdulillah mereka keduanya berhasil keluar. sesampai di taman. semua mahasiswa/i dari 2 fakultas yang berdekatan yaitu FIS dan FE UNP beserta dengan Para Dosen sudah tiarap di lapangan. Terdengar sesekali teriakan entah dari siapa yang menyuruh untuk tiarap guna menghindari lentingan pecahan-pecahan kaca serta lainnya. Gempa kali ini, benar2 luar biasa….tubuh serasa dilemparkan ke kiri dan ke kanan, lalu beberapa kali terasa hentakan vertikal yang menghempaskan semua ke tanah. Penulis bisa melihat melalui atap gedung bagaimana gelombang seismik merambat melewati gedung,,,atap gedung naik turun seperti gerakan suporter sepakbola. setelah hampir semenitan….tanah mulai bersahabat,,,namun pemandangan aneh mulai terlihat…asap putih mengepul memenuhi langit. tangisan dan wajah2 ketakutan bercampur di taman itu. Lalu, secara spontan semua bergerak keluar. Beberapa orang sempat meneriakan kalimat; cepat menuju ketinggian….!!!Lalu semua berlarian. Penulis dan beberapa anggota rapat tadi mesti harus balik lagi ke ruangan baca tadi karena barang-barang masih ketinggalan. Beberapa ponsel masih tadi masih di charge. tas-tas masih ketinggalan. malah beberapa anggota yang barusan shalat dan tidur-tiduran tadi berlari tanpa alas kaki. Kaki Rio GKC tampak berdarah. Setelah memastikan semua barang-barang penting selamat. semua mulai berlari meninggalkan kampus. Penulis masih mencoba untuk mengunci ruangan. tapi sudah tidak bisa lagi karena pintu sudah miring. akhirnya penulis berlari ke parkiran. beberapa motor sudah berjatuhan. Penulis sempat bertemu dengan Vito dan Meghie yang baru pulang membeli makanan dan minuman tadi. Sudah tidak ada lagi waktu,,,penulis hanya sempat bilang….bawa saja dan selamatkan diri kalian. Di lapangan parkir Penulis bertemu dengan Dosen Senior Geografi Bapak Win. Sempat berbicara sejenak dan Penulis minta izin untuk segera menuju ke lubuk buaya. Yang ada dalam pikiran adalah bagaimana keadaan istri dan anak yang baru berumur 2 tahun 9 bulan. Penulis juga teringat nasib adik perempuan yang bekerja di STIKES SYEDZA SAINTIKA Bandar Purus. Sesampai di gerbang kampus UNP, macet mendera, semua ingin cepat, semua ingin selamat. Namun, akhirnya semua jadi terhambat. keadaan makin bertambah parah dan mencekam serta makin kacau ketika orang-orang mulai berteriak…tsunami…tsunami…tsunami…!!!Rasanya lutut ini sudah tidak sanggup lagi berdiri,,,tangan sudah terasa dingin. Benarkah Tsunami akan datang???hampir 20 menit penulis terjebak di simpang cendrawasih…arah ke lubuk buaya nyaris tidak bisa dilewati. tidak ada pilihan Penulis mengikuti gerakan massa ke tunggul hitam. Saat akan berbalik inilah bayangan keluarga kembali melintas…air mata mulai jatuh tak tertahan…bibir bergetar…dalam hati mencoba untuk menyerahkan semuanya kepada Allah. Ya Allah…hidup dan mati kami di tanganMu. Engkaulah Pelindung Kami…Lindungilah Kami ya Allah…Penulis mencoba menguatkan diri. mencoba untuk mencapai By Pass. Mudah-mudahan Keluarga sempat mengungsi saat gempa dan kami sudah punya kesepakatan untuk bertemu di satu tempat di rumah keluarga di taruko. Pukul 18:05 WIB Penulis sampai di By Pass dekat TVRI Sumatera Barat. Ribuan warga menyemut. Penulis mulai mencari-cari keluarga. sampai pukul 18:45 hasilnya nihil. Penulis mencoba menghibur diri. mungkin mereka lari ke lubuk minturun. Penulis berhenti di suatu simpang 3 yang penulis tidak tahu itu daerah apa karena sudah mulai malam.

Penulis mencoba menghubungi keluarga melalui ponsel,,,jaringan eror. Lalu Penulis coba mendengarkan RRI dan ternyata ada satu hal yang melegakan yaitu terdengar suara Walikota Padang sedang memberikan instruksinya. Penulis teringat ketika Dulu Gempa tahun 2007, Penulislah yang berada di studio pro2 FM RRI Padang. memandu Walikota untuk menenangkan warga yang cemas dengan isu tsunami. Penulis masih ingat kalimat Pak Wali waktu itu yang mengatakan:”warga Padang tidak usah kuatir, Insyaallah tidak ada tsunami, silahkan kembali ke rumah. Pak Wali sekarang masih di RRI. RRI ini dekat dengan pantai..”:. Itu gempa tahun 2007,,,bagaimana dengan gempa yang barusan terjadi??? kekuatannya luar biasa,,,sepanjang jalan penulis lihat banyak bangunan yang roboh. Kembali kekuatiran itu muncul. Lalu Penulis mulai berfikir. Sekarang sudah pukul 19:00 WIB, berarti sudah lebih satu jam. masa-masa kritis sudah bisa dikatakan berakhir. Akhirnya Penulis memutuskan untuk kembali mencari keluarga ke arah by pass lubuk buaya. Kilat dan petir mulai terlihat,,,gerimis mulai turun. sepanjang jalan penulis terus mencoba untuk mengenali satu per satu wajah yang ditemui. tapi tetap nihil. Akhirnya Penulis putuskan untuk melihat keadaan rumah. beragam pikiran juga datang menghantui. Namun, ketika Penulis mulai melihat rumah dari luar kelihatan utuh hati sedikit tenang. lalu Penulis bertemu dengan beberapa tetangga dan keluarga yang mengatakan kalau istri, anak dan adik Penulis sudah pergi ke taruko. Seperti lepas dari ikatan tambang kapal laut rasanya mendengar berita itu. Alhamdulillah ya Allah Engkau telah menyelamatkan mereka. Dan ternyata adik perempuan Penulis juga selamat dari tempat kerjanya karena saat gempa terjadi dia sudah pulang dan berada di rumah.

STIKES SYEDZA SAINTIKA tempat Adik Perempuan Penulis bekerja roboh…dari 4 lantai tinggal 2lantai dan menimbun seorang karyawannya yang diperkirakan sedang membersihkan ruangan.


Tidak ada komentar: